Yang aku tau, dia adalah keponakan tetangga aku, yang kebetulan tetangga aku itu akrab banget sama kami, tetangga aku itu punya anak cewe yang masih bayi, lucu banget ❤️
Oh iya, tetangga aku tadi (panggil aja mama dah) punya adek (panggil aja mama kur), yang lagi tinggal di suatu kota juga, tapi di Kalimantan Selatan.
Nah, si mama kur ini sering banget mampir ke mama dah, biasanya dia nginap di rumah nya mama dah kalo engga 1 minggu, ya beberapa hari, kadang dia ke rumah nya mama dah pas lagi liburan habis ulangan atau mau pulang kampung ke kampung halaman.
Selama mama kur datang ke rumahnya mama dah, pasti aja mama kur ga bawa anaknya yang gede.
Mama kur sering mampir kerumah aku, kadang cerita-cerita sama mama aku, kadang juga sama aku, orangnya friendly dan kind-hearted banget ❤️
Pernah sekali-duakali mama kur cerita anaknya yang gede.
Katanya dia sekarang udah kelas 3 sma, mau lulusan.
Aku tidak begitu mengenalnya, lalu aku pun mengacuhkannya.
Setiap mama kur datang ke tempat mama dah, dia tidak pernah membawa anak nya yang pernah dia ceritakan kepadaku.
Setiap kali ditanya "anaknya yang gede mana? kok gak diajak?" diapun menjawab "engga mau dianya diajak"
Aku tidak begitu mengenalnya, lalu aku pun mengacuhkannya.
Sampai pada waktunya, bulan ramadhan kemaren, dia datang membawa anaknya yang selalu dia ceritakan.
Mereka sampai dirumah mama dah sekitar subuh gitu.
Sorenya aku ketemu dia, lagi lewat dimuka rumah sambil bawa adeknya yang masih kelas 2 sd (anaknya mama kur yang kedua, kebetulan cowo juga).
Karena adeknya yang kelas 2 sd ini akrab sama aku, dia negur "mba fatimah", aku noleh ke asal suara "hey kur", si kur jalan sama seorang cowo, yang tingginya umum lah sama cowo-cowo sma yang lain, pake baju polo, celana jeans selutut. oh ternyata dia, tapi itu siapa ya? ternyata itu anak pertama nya mama kur yang sering dia ceritakan itu.
Kebetulan dia senyum, dan aku senyumin balik.
Duuhh, orangnya murah senyum deh ❤️
Besoknya, aku ngeliat dia lagi, jalan sama si kur.
Kebetulan aku mau masuk kedalam rumah, dan aku melihatnya lagi, dengan t-shirt nya dan celana jeans selutut nya yang lain.
Lagi-lagi si kur negur "mba fatimah", orang negur masa aku gak negur balik? "hai kur" gak sengaja ngeliat si ef, dan kami berpandangan untuk yang kedua kalinya, god, forgive me.
Besoknya, aku tidak melihat dia lewat di muka rumah ku.
Biasanya, dia pergi sore hari untuk beli jajanan di muka stadion yang banyak menjual makanan dan minuman, yang cocok untuk menu buka puasa.
Tapi sehabis mandi, waktu aku mau ke kamar mas her, ngeliat si ef baru pulang bareng mama kur, si kur, si vit, dan lainnya.
Dia lagi gendongin si vit, aku ngeliat dari jendela kamar, tertutup tirai putih bermotif bunga.
Malu-malu untuk melihat.
Ada apa ini? kenapa jadi begini.
Besoknya ef lewat lagi dimuka rumah bersama si kur, aku sengaja duduk santai di kamar mas her, karena kamar mas her ada di muka, jadi bisa ngeliat ke jalan depan rumah,
Ternyata mereka berdua hanya buang sampah.
Lagi-lagi aku malu-malu untuk melihat.
Aku bertanya lagi, aku kenapa?
Besok pagi aku melihat dia pakai jaket sport hijau masukin barang ke mobil, barangnya gak dikit, banyak, dan aku melihat mama kur dan si kur juga pakai baju yang rapi, hey mereka mau kemana?
Setelah tau kalau dia berangkat ke kampung halamannya, aku menebak, mungkin tidak pernah ketemu lagi.
Aku melihat si ef, mamanya dan adiknya berada di dalam mobil, dan melintasi muka rumah ku.
Pukul 07:00 pagi yang mengharukan.
Tapi, hhhhh, 5 hari yang mengesankan.
~~~
Sejauh ini, aku bahkan pernah memimpikan si ef.
Mimpi yang aku anggap lucu.
Mengasih bunga diam-diam dimuka pintu, dan kala itu aku sedang ingin berangkat sekolah.
Lucu sekali, sampe memimpikan segala.
~~~
Lebaran pertama ini begitu menyenangkan.
Aku sedang duduk bersila santai di muka rumah, sambil menikmati hujan.
Ada mobil datang, dan hey, aku mengenalnya, itu mama dah baru datang dari kampung halamannya.
Tetapi aku buru-buru masuk ke dalam rumah untuk memberitahu mama, kenapa? karena mama dah minta tolong buat bikinin bistik daging untuk mereka makan kalau sudah sampai.
Hujan rintik-rintik sudah selesai.
Mama tidak bisa mengantar semangkuk bistik, sebakul nasi, dan semangkuk acar, karena kebetulan lagi ada tamu.
Terpaksa, aku yang mengantar nya dengan mas herry.
"Assalamualaikum, loh ibu kok udah ada disini?" ternyata mama kur ada dirumah mama dah, dia sedang sibuk memasukkan buah papaken (sejenis durian) ke dalam suatu wadah.
Ternyata mama kur sekalian pulang ke kalimantan selatan.
Kalau ada mama kur, pasti ada si...
Benar saja, baru memasuki rumah mama dah, aku sudah melihat si ef sedang duduk di sofa sambil memangku si vit (anaknya mama dah), bayi kecil yang sangat lucu ❤️
Aku menaruh apa yang tadi aku bawa, di meja yang kebetulan meja itu tepat berada dimuka dia duduk.
Sekilas aku tau dia melihatku, aku tidak berani bertatap muka.
Lalu aku masuk ke dalam lagi, untuk maaf-maafan sama mama dah, si dah, dan yang lain.
Sebenarnya aku hanya mengikuti mas her dari belakang.
Tidak, bukan penguntit, lupakan.
Saat itu, mas her sedang bersalaman dengan ef, lalu ef melihat ke aku, aku tau, mungkin maksudnya bersalaman atau tidak.
Aku abaikan dia.
Aku sedang tertawa melihat si vit yang lagi berada di pangkuannya si ef.
Tidak mungkin aku awkward moment.
Lantas kami pamit pulang, diantar sama ayahnya si dah.
Sepintas aku masih bisa melihat ef.
Sebentar, ternyata kami belum pulang, hanya bercanda saja dengan ayahnya si dah.
"Om, mana nih oleh-olehnya" kata mas her.
"Buah pisang ato singkong gitu nah om" kata ku
"Oh, kalo itu sih banyak, tuh di pasar juga banyak" ledek ayah si dah.
Tau-tau kami dibawakan 2 buah papaken, wah terima kasih banyak.
Aku baru menyadari sesuatu, ternyata aku dipanggil sama seseorang.
Tidak, bukan ef yang memanggil, ternyata ayah si dah "ada sambel gak dirumah, kalo ada, minta yah".
Aku berjanji akan segera kembali lagi.
Kami sepakat, mas her membawa 2 buah papaken yang tajam-tajam itu, sedangkan aku, kembali lagi untuk mengasih sambal.
Aku menyadari sesuatu, jubah hitam polos dan kerudung pink polos ku basah terkena rintik air hujan.
Aku kembali, tetapi tidak dengan sambal, hanya segenggam cabe, "tidak ada sambel, cabe juga gapapa" bilang mama dah.
Aku mulai memasuki pagar rumahnya, dan "assalamualaikum".
Pintu belum terkunci, dan ef masih berada di tempat semula, tepat aku berada di muka pintu, dia duduk di sofa yang kebetulan berhadapan dengan aku yang berada di muka pintu sambil bermain handphone.
"Ada mama si..." belum selesai aku berbicara, keluarlah ayah si dah.
"Oh, makasih yah fat cabe nya" sambil ketawa, aku pun tertawa, kita sama sama tertawa, entah aku tidak mlihat si ef dengan jelas, karena aku tidak menggunakan kacamata.
Hanya sebentar aku berada disitu, rasanya, kalau lama-lama aku berdiri didepannya, mungkin, awkward moment akan kembali lagi menemuiku.
"Ayo om, pulang dulu om ya, assalamualaikum"
Aku berbalik, dan tidak bisa melihat ef lagi.
Sehabis mandi, aku menyadari suara sesuatu.
Ya, ada suara mobil travel sedang berhenti di salah satu rumah tetanggaku.
Dimuka rumah mama dah telah ada mobil travel berwarna hijau tua yang sedang menunggu seorang penumpang.
Aku pun menebak, kalau si ef berangkat ke kalimantan selatan.
Ya, benar, mereka pulang.
Ah, sore itu mengesankan sekali, ditambah romantisnya hujan rintik-rintik, dan takut-takut untuk bersitatap, kala itu hujan rintik-rintik mampu melumerkan rasa takut ku,, tapi apalah aku, seorang anak perempuan yang hanya bisa malu-malu memandang.
Aku urungkan niat ku berbalik badan ketika pamit pulang sehabis mengantar segenggam cabai.
Sebenarnya, ef bisa saja berdiri, dan mengambil segenggam cabe yang terbungkus tissue putih itu, lalu berucap "terima kasih cabe nya"
Tetapi, terlambat, sudah keduluan sama ayah si dah.
Seandainya saja ayah si dah sedang sibuk, mungkin apa yang aku pikirkan akan terjadi, sudahlah lupakan.
Angan-angan kosong ❤️
Diawali dengan melangkahkan kaki ku keluar pagar rumah si dah, adalah mengakhiri pertemuanku dengan ef.
Santai, kami tidak lebih hanya sebagai seorang lelaki dan seorang perempuan yang tidak saling kenal, tidak saling berbicara, dan tidak saling bertukar nomer telepon.
Tapi, kami sudah lebih dari bertatap muka.
Lantas?
Aku selalu mencari-cari tahu apa saja tentangnya di facebook dan di twitter.
Baru saja aku melihat-lihat twitternya, malah membuat aku teringat tanggal 28 Juli 2014 sore kemaren.
Itu bukan sekedar kiasan.
Oh, aku benci keadaan jatuh cinta seperti ini.
Seorang anak muda laki-laki dan perempuan, yang bisanya hanya saling mengintip diam-diam dalam tatapan malu.
Kita berdua, sama-sama, pemalu :)